Seperti diketahui, dalam sidang dakwaan para terdakwa kasus korupsi pengadaan alat monitoring satelit Bakamla di Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Jaksa KPK mengungkap peran Laksdya Arie.
Laksdya Arie disebut-sebut turut mengatur prosentase succes fee, setelah mengatur pemenangan PT Melati Technofo Indonesia, perusahaan milik Fahmi Dharmawangsa dalam proses tender pengadaan alat monitoring satelit. Fahmi sudah ditetapkan menjadi terdakwa dalam kasus ini.
Berikut ini tanggapan Laksamana Ade Supandi terkait proses hukum yang bakal dilakukan TNI terhadap Laksdya Arie;
Laksdya Arie Soedewo disebut-sebut turut mengatur persentase pembagian suap setelah memenangkan perusahaan Fahmi dalam tender proyek pengadaan alat monitoring satelit. Bagaimana anda menanggapi itu?
Kalau perbuatannya kita tidak tahu, tapi karena TNI Angkatan Laut nanti kita bakal monitor (pemeriksaannya) melalui Pusat Polisi Militer (Puspom) TNI. Nanti saya akan melihat proses itu, kalau pun mereka terbukti nanti akan kita tarik dan akan kita proses.
Kalau nanti ternyata sampai terbukti Laksdya Arie terlibat dalam kasus suap itu, apa yang akan anda lakukan?
Ya nanti akan kita tarik dulu. Begitu kan. Itu mungkin proses, namun kan masih tahap pemeriksaan Puspom TNI dan juga dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sejauh ini sudah ada koordinasi dengan Puspom?
Sudah ada. Kita sudah koordinasi dengan Puspom TNI dan juga Puspom TNI AL.
Kalau sampai seorang prajurit terbukt korupsi biasanya sanksi apa yang akan dijatuhkan TNI?
Ada aturan-aturannya. Kalau misalnya korupsi, kita mungkin tidak tahu, tapi kan ada undang-undangnya sendiri. Itulah kita masih menunggu prosesnya. Itu kan pidana ya. Kalau pidana hukumannya ya dipidana atau dipecat. Pasti ada salah satunya. Aturan saja yang kita pakai.
Soal lain. Tahun ini kabarnya TNI AL berencana akan melakukan pengadaan tambahan Alat Utama Sistem Persenjataan (alutsista) baru, benar begitu?
Alutsista kita nanti kapal layar latih. Diharapkan nanti pertengahan tahun selesai. Kemudian selain itu ada kapal selam satu juga tahun ini. Kemudian PKR105 kan juga sudah, tinggal nanti kita resmikan sebagai KRI, kemudian nanti ada pengukuhan tradisi karena untuk kapal-kapal yang menggunakan nama pahlawan
Ada tradisi pengukuhan (secara) adat, baik dari keluarga maupun dari daerah mana pahlawan itu.
Nanti kapal PKR 105 itu akan dilabeli apa dan pengukuhannya rencana akan digelar di mana?
Karena namanya KRIRE Martadinata berarti nanti pengukuhannya akan diadakan di Jawa Barat dan saat ini kita sedang koordinasi dengan Gubernur Jawa Barat, karena akan pakai adat Jawa Barat.
Rencananya KRI RE Matadinata itu akan ditempatkan di mana?
Untuk sementara di Armatim (Armada Indonesia Kawasan Timur). Nanti kalau ada tiga armada, kita bagi-bagi.
Oh ya TNI AL nanti juga kan akan mengembangkan armada ke tiga di kawasan Indonesia tengah. Sejauh ini bagaimana pembahasannya?
Masih proses. Kita evaluasi perencanaan itu, terus kedua evaluasi distorsis yang akan digunakan nanti ya. Paling tidak kan dasarnya kita punya kapal proyeksi MF 150, nanti kita bagi tugas sesuai luas wilayah, kemudian kelas mana saja yang nanti ada di tengah.
Karena membutuhkan maintenance yang lebih kompleks ya. Kalau disebar, tingkat kesulitan teknologinya tidak berkurang, bisa kita gunakan untuk patroli. Ini mungkin tahun ini sudah bertahap, kapal patroli sudah kita sebar, setiap pangkalan utama minimal ada tiga kapal patroli panjang 40-60. Sehingga nanti kita tidak begitu boros bahan bakar bakar.
Soal lain. Saat ini tongkat komando Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampes) dipegang Brigjen Suhartono yang berdarah marinir. Tanggapan Anda sebagai pimpinan TNI AL?
Kalau saya sebagai pimpinan di angkatan laut bangga ya. Tapi kan sama-sama, di balik kebanggan ada tantangannya. Dia (Brigjen Suhartono) harus melaksanakan (tugas itu) dengan baik, jangan sampai penilaian baik itu turun, harus meningkat sesuai arahan Panglima TNI. Karena setiap kepercayaan menuntut tanggung jawab lebih.
Anda sendiri sejauh ini sudah komunikasi dan memberikan saran untuk Brigjen Suhartono?
Sesuai tupoksinya sudah berat itu. Yang jelas dia itu masih pakai baju abu-abu, masih pakai baju putih laksanakan dengan postur prajurit angkatan laut. Dia harus membina Paspampres, harus bersifat kepemimpinan yang integratif ya, jangan sampai dia merasa angkatan laut, itu nggak boleh. Dia harus membina dari angkatan darat, udara. Satu sistem pembinaan di Paspampres.
Kenapa Brigjen Suhartono yang terpilih?
Pada dasarya setiap promosi yang dilakukan pasti ada track record yang dia capai, dia alami, dia hadapi. Bukan dari kelasi langsung jadi. Harus mengalami pengalaman tugas yang bukan rata-rata. Bukan kantoranlah, saya juga nggak sembarang pilih orang.
Apa sih penilaian anda sebagai pemimpinan terhadap Brigjen Suhartono?
Kalau ada tugas, dia selalu tuntas. Dulu bersama-sama di satuan tugas merah putih saat pembebas KM Sinar Kudus di Somalia. Selain itu kan Pak Suhartono juga komandan Denjaka.
Berarti Brigjen Suhartono memang anda yang mengusulkan?
Usulan juga tetap. Tapi kan mereka juga punya track record. Lagipula Pak Suhartono kan juga pernah di Paspampres dulu. Sehingga pengalaman itu juga salah satu penilaian pada yang bersangkutan. Panglima juga setuju.
Tapi karena ini juga untuk Presiden, maka juga harus ada persetujuan Presiden. Itulah mekanisme yang kita laksanakan. Yang jelas juga harus jaga kesehatan, jangan sampai jaga Presiden sakit. Bukan nggak boleh sakit, tapi harus prima karena tugasnya memang berat. (rmol)
0 Komentar